Mulai Dari Pengertian Hingga Tata Cara

[toc]

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan penuh dengan keberkahan. Setiap amalan dan ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan sudah pasti mendapatkan ganjaran berlipat dari Allah SWT. Sebagai umat Muslim, kita diwajibkan untuk berpuasa selama 30 hari lamanya, dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa adalah ibadah wajib selama Ramadhan.

Selain ibadah puasa, tak lengkap rasanya untuk menambah amal ibadah lainnya. Di bulan Ramadhan, setiap malamnya atau sehabis shalat Isya biasanya melaksanakan shalat tarawih. Agar tak lupa lagi bagaimana tata cara pelaksanaannya, di artikel ini akan kembali diingatkan bagaimana shalat tarawih dikerjakan mulai dari niat hingga salam.

Simak baik-baik ya!

Pengertian Shalat Tarawih
Shalat tarawih atau di beberapa daerah biasa disebut dengan taraweh, atau teraweh merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan selama bulan suci Ramadhan. Dalam bahasa Arab, kata tarawih merupakan bentuk jamak dari تَرْوِيْحَةٌ (tarwihatun) yang artinya waktu sejenak untuk istirahat. Seperti yang telah disebutkan secara ringkas di atas, bahwa tarawih ini dilaksanakan selepas shalat Isya. Biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid.

Namun, pada zaman Rasulullah SAW, shalat tarawih di berjamaah di masjid tidak dilakukan sepanjang Ramadhan. Kebanyakan Rasulullah SAW melaksanakannya di rumah, seperti diriwayatkan dalam hadis Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Malik dan Ahmad.

Diceritakan bahwa, Aisyah RA yang mengisahkan peristiwa yang terjadi pada 10 malam terakhir pada sebuah Ramadhan. Pada itu Rasulullah melakukan tarawih bersama beberapa orang. Pada malam selanjutnya sebagian sahabat yang tidak ikut pada malam sebelumnya hadir sehingga shalat tarawih Rasulullah di masjid diikuti oleh banyak jamaah dibanding pada malam sebelumnya. Pada malam ketiga, masjid penuh sesak dengan jamaah yang menanti Rasulullah. Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak keluar rumah.

Keutamaan Shalat Tarawih
1. Mendapatkan Pahala Berjalan ke Masjid
Salah satu keutamaan salat tarawih adlaah mendapatkan pahala atas kemauan seseorang berjalan ke masjid. Sesuai dengan hadits riwayat Shahih HR. Abu Daud dan Tirmidzi, pahala berjalan ke masjid ini sangat besar. . Meningkatkan Silaturahmi
Umat muslim yang menjalankan Sunnah shalat tarawih di masjid akan bertemu dengan tetangga, saudara, dan teman. Pertemuan ini secara tidak langsung akan mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim. Keutamaan ini bisa didapatkan ketika menunaikan shalat tarawih secara berjamaah. . Mendapatkan Pahala Semalam Penuh
Umat Muslim yang salat tarawih akan diberikan pahala salat selama semalam suntuk. Keutamaan salat tarawih yang satu ini juga didukung oleh beberapa hadits. Adapun hadits-hadits tersebut diriwayatkan oleh HR. Ahmad dan HR. Tirmidzi. . Sarana Pembelajaran
Salat tarawih juga memiliki keutamaan di bidang pembelajaran. Imam shalat tarawih biasanya akan memberikan siraman informasi Islam maupun rohani. Bagi para pemuda, ceramah ini akan sangat berguna sebagai sarana belajar. . Sehat Jasmani dan Rohani
Keutamaan lainnya adalah dengan melakukan salat tarawih, seseorang bisa mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani sekaligus. Kesehatan jasmani didapatkan karena salat tarawih membuat tubuh terasa seperti berolahraga ringan. Sedangkan kesehatan rohani didapatkan dari siraman ceramah dari Imam.

Niat Shalat Tarawih
Untuk dapat memaksimalkan ibadah tarawih dalam bulan Ramadhan kamu perlu memahami bagaimana niat tarawih sebagai imam dan sebagai makmum. Berikut adalah niat tarawih untuk imam dan makmum.

Niat Shalat Tarawih Sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّة التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala”

Niat Shalat Tarawih Sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

Rakaat Shalat Tarawih
Jumlah rakaat shalat tarawih bermacam-macam. Ada yang melaksanakannya sebanyak 8 rakaat, yang dilaksanakan dengan dua rakaat atau empat kali salam. Ada juga yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, yang dikerjakan 2 rakaat, 10 kali salam. Keduanya memiliki dalilnya tersendiri. Jadi tak perlu memperdebatkan mana yang lebih sah shalat tarawihnya. Sebab, masing-masing memiliki dalilnya tersendiri, dan kedua dalil tersebut benar-benar sahih.

Berikut masing-masing dalil rakaat shalat tarawih:

1. Shalat Tarawih 8 Rakaat

Shalat tarawih delapan rakaat didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata,

“Pernah Rasulullah melakukan shalat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan atamah hingga subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau shalat witir satu rakaat”

Selain itu ada pula riwayat lain dari Abi Salamah Ibn Abd ar-Raman, bahwa ia bertanya kepada Aisyah mengenai shalat Rasulullah di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab,

“Nabi tidak pernah melakukan shalat sunnah di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat”

(H.R Bukhari dan Muslim)

2. Shalat Tarawih 20 Rakaat

Sejarahnya, pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, salah satu sahabat nabi yakni Said bin Yazid yang menyampaikan, Umar mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh”

(Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260)

Yazid bin Rauman menyebutkan umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115). Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan Umar memerintahkan seseorang menjadi imam shalat tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163).

Imam Tirmidzi sendiri pernah berkata mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat Al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata,

“Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam salat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).

Keputusan melaksanakan shalat tarawih 8 rakaat maupun 20 rakaat kembali kepada pribadi kamu masing-masing. Baik delapan maupun dua puluh rakaat, sama-sama ada riwayatnya.

Tata Cara Shalat Tarawih
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ada 2 pendapat mengenai rakaat dalam melakukan shalat tarawih, yaitu 8 rakaat dan 20 rakaat, berikut adalah runtutan dalam menjalankan shalat tarawih:

1. Membaca niat shalat tarawih
2. Membaca takbiratul ihram
3. Membaca ta’awudz dan surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat yang ada di dalam Al-Quran
4. Rukuk
5. I’tidal
6. Sujud pertama
7. Duduk di antara dua sujud
8. Bangkit dari duduk
9. Salam pada rakaat kedua
10. Mengucap istighfar

Setelah itu, biasanya pada pelaksanaan shalat tarawih selalu diakhiri dengan shalat witir sebanyak 3 rakaat satu kali salam. Berikut tata cara dan niat shalat witir.

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal witri tsalaasa roka’aatain mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Doa Setelah Shalat Tarawih
setelah melaksanakan shalat Tarawih, ditutup dengan membaca doa kamilin berikut ini:

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn.

Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.

Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Itulah serba-serbi tentang shalat tarawih. Sudah ingat belum bagaimana tata cara niat shalat tarawih? Jangan lupa juga shalat wajib 5 waktunya! Agar kamu tak ketinggalan shalat wajib 5 waktu, kamu bisa cek jadwal shalat secara tepat di aplikasi ALAMI Mobile App.

Di ALAMI Mobile App ada fitur jadwal shalat yang disesuaikan dengan zona atau tempat daerah kamu berada. Jadi shalatmu bisa tepat waktu! Selain itu manfaatkan juga jadwal shalat waktu di ALAMI Mobile App untuk mengetahui kapan waktu imsak dan kapan waktu berbuka puasa atau waktunya shalat Maghrib.

Selain itu di ALAMI Mobile App kamu bisa menjadi funder atau pendana untuk perkembangan UKM di Indonesia. Saatnya di bulan Ramadhan ini digunakan untuk membelanjakan hartamu lebih bermanfaat lagi dengan melakukan hijrah finansial. Melalui pendanaan untuk UKM dengan prinsip syariah dan didukung proses yang nyaman, aman, dan efisien dengan teknologi di ALAMI.

Platform peer-to-peer financing syariah ALAMI mempertemukan UMKM dengan pemberi pendana. Teknologi kami menganalisa ratusan data untuk menghasilkan pembiayaan yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang baik. Daftar sekarang untuk menjadi pendana ALAMI dan nikmati kemudahan proses pembiayaan syariah yang lebih efisien, akurat dan transparan. Untuk mendaftar silakan klik di sini!

Download aplikasinya di